Wednesday, August 31, 2011

Teruntuk Seseorang dan Seseorang yang Lainnya



Teruntuk seseorang yang pertama,
lewat bulan demi bulan hingga akhirnya tak terasa sudah hampir beberapa tahun kupernah menjalin keintiman denganmu, namun itu dulu. Semenjak 'tragedi' itu, kita saling berjauhan, saling mengacuhkan walau dalam hati masih memikirkan apa maumu, apa yang ada di pikiranmu mendekatiku. Apa kau juga demikian? 
Kenaifan hingga ke-jaim-anmu memaksamu seakan menyesal mendekatiku, hingga akhirnya akupun kesal dan memuntahkan kembali duri ikan yang pernah mentah - mentah kutelan, bukan ke mukamu, tapi langsung ke dalam tenggorokanmu. Kau merah. Akupun tak kalah merah. Apa kau tahu kumenyesalinya? Karena memuntahkan duri itu sama saja kumembakar tenggorokanku. Kini kucoba untuk mencabut satu demi satu duri yang kutancapkan langsung ke tenggorokanmu, bahkan ada yang menembus ke arteri jantungmu. Walau maya kau awali segala, tapi sesal ini tak semaya dirimu :')

Teruntuk seseorang yang lainnya,
mungkin kau tahu itu dahulu, kini tidak. Nyatanya, kini dan dahulu sama saja. Sama - sama bisa membuatmu meneteskan air mata hanya karena aku, bila kau tahu yang sebenarnya. Perih rasanya. Aku memang bukan manusia perasa. Sungguh teganya. Aku tau suatu saat aku akan berada di posisimu, ya persis di titik tempat kau berdiri saat ini. Atau mungkin, tak ada salahnya jika mengeluarkan banjir serapah kepadaku. Maaf, walau satu kata itu tak bisa membayar balutan nanah di hatimu, aku percaya kau terlalu indah untuk tidak memaafkanku :')

Mohon maaf lahir dan bathin.
Dengan penuh peluh di hatiku menanggung segala dosa jiwa ini kepada kau, wahai seseorang dan seseorang yang lainnya.



Follow my blog with Bloglovin

Thursday, August 25, 2011

HAPPY BIRTHDAY MY PAW GIRL =;






 

Friday, August 5, 2011

Jatuh Cinta atau Kesandung Cinta?


Sesungguhnya
banyak orang yang mengaku jatuh cinta itu,
tidak jatuh cinta.

Mereka hanya tersandung cinta 
atau terhuyung karena tersenggol cinta, 
tapi mereka tidak betul-betul jatuh cinta.

Buktinya?

Banyak orang yang katanya mencintai kekasihnya, 
masih bisa berpaling cinta dan membagi hati.

Bukan keindahan dari cinta itu yang sekarang penting,
tapi apakah Anda jatuh cinta kepada orang yang setia?



 By : Mario Teguh




Picture: all rights reserved to the respective owner (DM for credit or removal)



Follow my blog with Bloglovin

MERDEKAAAAAA!




Follow my blog with Bloglovin

Monday, August 1, 2011

(GoVlog - Umum) Haruskah Disebut Alay?

Masih sepak bola yang menjadi topik kali ini. Semenjak pertandingan Pra Piala Dunia kemarin, Indonesia VS Turkmenistan berhasil dimenangkan oleh Indonesia, postingan yang sudah lama dipikiran ini akhirnya dapat ter-publish juga.

Di postingan kali ini saya ingin membahas tentang kesukaan saya dan tentunya juga banyak orang di negara ini yaitu sepak bola, khususnya tentang kesukaan saya menonton pertandingan liga lokal.

Hingga kapanpun saya pesimis (seharusnya sih tidak boleh) semua orang Indonesia bisa bangga dengan semua pemain beserta klub sepak bolanya. Kenapa? Karena image yang telah terbentuk sejak dahulu, klub beserta supporter yang mendukung masing - masing kub terkesan norak atau kampungan. Ke-norak-an ini terkesan dari sikap fanatik setiap pendukung klub yang sudah memiliki ciri khas dan nama masing - masing.

Kalau kita membicarakan soal fanatik, teringat suatu pernyataan dari Bambang Pamungkas pada suatu wawancara di radio, beliau menyebutkan beberapa perbedaan dari sepak bola di Indonesia dengan di sebuah negara lain di Asia yang terkesan merupakan suatu kekurangan, yaitu fanatisme dari supporter. Kurangnya fanatisme dari seorang supporter memberikan efek suntikan support yang terasa dingin ketika pertandingan sepak bola berlangsung. Sekarang mari kita tengok supporter di negeri ini, tidak hanya pada sepak bola, tetapi di berbagai bidang olah raga lainnya, sungguh luar biasa bukan suntikan yang kita berikan pada atlet - atlet Indonesia?

Sangat disayangkan, masih banyak yang memandang sebelah mata klub - klub lokal Indonesia. Bahkan masih banyak yang lebih bangga tuh menonton pertandingan antar klub luar negeri. Padahal dengan kita mendukung pertandingan atau liga antar klub lokal sama saja dengan mendukung sepenuhnya perkembangan atau kemajuan sepak bola Indonesia.

Memang, terkadang kefanatikan dari segerombol supporter memberikan rasa ketidaknyamanan bagi orang lain. Misalnya, ketika pertandingan Persija masih bersarang di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, kemacetan, kerusuhan, keonaran, dan lain sebagainya sulit dihindari, dan sayapun pernah merasa sangat tidak nyaman akan hal itu. Maka mereka pun dibilang alay, segerombolan pemuda - pemudi yang semau - maunya. Namun hey, lihat sekarang ini, supporter Indonesia semakin dewasa. Di setiap pertandingan lokal kini hampir tidak ada lagi hal - hal negatif yang tidak diinginkan terjadi. Kalaupun memang terjadi itu karena ada satu atau dua provokator yang niatnya bukan untuk menikmati pertandingan namun untuk memancing perpecahan.

Kecintaan seseorang terhadap suatu klub lokal masih dianggap sesuatu yang norak oleh sebagian orang jadi supporternya pun yang didukung tindakan - tindakan yang terkesan alay saat memberi dukungan akan dibungkus menjadi satu kata yaitu ALAY.
Oke, kembali pada judul, jadi haruskah dibilang alay? Semua orang memliki pendapat dan pandangannya masing - masing. Tapi untuk saya pribadi, seperti yang sudah diutarakan di atas, mendukung pertandingan antar klub di Indonesia merupakan suatu dukungan kita untuk kemajuan persepakbolaan Tanah Air. Ke-alay-an dan kefanatikan dari supporter dibutuhkan untuk memberikan suntikan semangat bagi para pejuang lapangan hijau untuk mem-booming-kan Indonesia di kancah Internasional. Semoga persepakbolaan dan supporter Indonesia semakin dewasa


Gambar dari http://suporter.info








Follow my blog with Bloglovin

What are you looking for? Just type the keyword in search box below. Hope you enjoy it!